Kamis, 10 Mei 2018
PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN DAN LABA-RUGI PADA KONTER BROTHER CELL
Pada kesempatan kali ini saya akan memposting tugas besar Analisis Estimasi Biaya untuk memenuhi nilai mata kuliah Analisis Estimasi Biaya dengan judul :
"Perhitungan Harga Pokok Penjualan dan Laba-Rugi Pada Konter Brother Cell"
Untuk melihat filenya dapat klik disini
Semoga membantu. Terimakasih :)
Selasa, 24 Mei 2016
KASUS KECELAKAAN PERUSAHAAN DALAM BEKERJA
ledakan yang terjadi di lantai 3 Gedung Puslabfor Mabes Polri Akibat Tabung Pemanas Meledak
Ledakan yang terjadi di lantai 3 Gedung Puslabfor Mabes Polri pukul 13.30 WIB. Seorang korban luka, bernama Iptu Syarifuddin diketahui sedang menganalisa bahan kimia dan menggunakan tabung pemanas untuk menganalisa logam. Tiba-tiba ledakan pun terjadi akibat tangki untuk tabung pemanas rusak.
"Sedang kita analisa, tapi ini kecelakaan kerja, itu Syarifuddin namanya, dia ahli kimia kecelakaannnya karena kimia juga. Dia sedang kerja tahu-tahu meletus," kata Kapuslabfor Mabes Polri, Brigjen Budiono di Mabes Polri, Jakarta Jumat (4/2/2011).
Dijelaskan Budiono penyebab ledakan adalah tabung berukuran tiga liter. "Tangki untuk tabung pemanas. Dia (Syarifuddin) sedang menganalisa logam. Akibat ledakanitu kaca pintu rusak dan melukai tangannya," kata Budiono.
Ditegaskan Budiono penyebab ledakan adalah tabung pemanas untuk analisa logam.
Lebih lanjut ia menegaskan, tak ada korban luka lain selain Syarifuddin. "Dia Sendirian, sementara kami sembahyang Jumat, saat ini ia sudah dibawa ke Rumah Sakit Tebet," kata Budiono.
Lebih lanjut ia menegaskan, tak ada korban luka lain selain Syarifuddin. "Dia Sendirian, sementara kami sembahyang Jumat, saat ini ia sudah dibawa ke Rumah Sakit Tebet," kata Budiono.
Analisa Kasus
Menurut saya, kecelakaan diatas adalah kecelakaan kerja akibat faktor teknis karena kecelakaan tersebut terjadi disebabkan oleh ledakan tabung pemanas ketika sedang menganalisa bahan kimia untuk menganalisa logam. Akibatnya tangan Syarifuddin terluka. Nah ini sebagai akibat dari minimnya penerapan standar keselamatan kerja di kalangan pekerja. Yang pertama, tidak melengkapi diri dengan alat-alat keselamatan kerja, padahal dengan perlengkapan keselaman kerja merupakan alat antisipasi terhadap kemungkinan negatif yang timbul saat bekerja. Kedua, tidak konsentrasi. Dan yang ketiga, kurang memperhatikan alat-alat yang menunjang pekerjaannya, karena bekerja di laboratorium maka sebelum bekerja sudah seharusnya memeriksa apakah alat yang akan kita gunakan layak pakai atau tidak, jika rusak maka lebih baik tidak dipergunakan sebelum diperbaiki terlebih dahulu atau diganti dengan alat yang baru. Oleh karena itu, dalam bekerja kita harus menerapkan secara tepat konsep-konsep keselamatan kerja sebagai langkah antisipasi yang sangat penting bagi keamanan dan kesehatan kita saat bekerja. Dengan langkah ini maka setidaknya kita telah mempersiapkan diri untuk mencegah terjadinya kecelakaan tersebut.
TEAM BUILDING
Team building adalah aktivitas kelompok yang memiliki interaksi tinggi untuk meningkatkan produktivitas karyawan dalam menuntaskan tugas-tugas terutama yang memiliki interdependensi dengan orang lain melalui serangkaian
aktivitas yang dirancang secara hati-hati untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Robbins, 2003; Spector, 2000; Johnson & Johnson, 2000).
Berdasarkan Johnson dan Johnson (2000) dan Robbins (2003), untuk menyesuaikan tujuan dan masalah spesifik yang dihadapi tim, aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan dalam team building adalah menekankan pada
aktivitas-aktivitas tertentu saja atau keseluruhan dari aktivitas berikut:
1. Penyusunan sasaran yang ditujukan untuk mengatasi perbedaan persepsi tujuan tim, mengevaluasi efektivitas tim dalam menyusun prioritas dan mencapai sasaran, mengidentifikasi area yang berpotensi menjadi masalah.
2. Membangun hubungan interpersonal antar anggota tim. Dalam Logan dan Stokes (2004), kompetensi yang dibutuhkan adalah empati, komunikasi efektif, kesadaran sosial, membangun hubungan, kepemimpinan dan kolaborasi.
3. Analisis peran yang bertujuan untuk mengklarifikasi dan mengidentifikasi peran setiap anggota tim, memikirkan kembali mengenai pekerjaan mereka yang sesungguhnya, dan tugas spesifik yang mereka harapkan untuk dikerjakan.
4. Analisis proses tim dilakukan dengan menganalisis proses kunci yang terjadi dalam tim untuk mengidentifikasikan cara kerja dan bagaimana proses ini dapat diperbaiki untuk membuat tim lebih efektif.
5. Kemampuan beradaptasi dengan kondisi dan tuntutan yang berubah. Menurut Logan dan Stokes (2004), kompetensi yang dibutuhkan antara lain adalah fleksibilitas dan kemampuan tim dalam memecahkan masalah secara terstruktur atau dengan mengikuti format berpikir kritis.
Walaupun memiliki tujuan dan cara yang beragam, Buller (1986, dalam Spector, 2000) menyatakan bahwa ada tiga karakteristik dari team building, yaitu:
1. Team building merupakan aktivitas terencana yang terdiri dari satu atau lebih latihan atau pengalaman yang dirancang untuk mencapai sasaran tertentu.
2. Team building biasanya difasilitasi oleh konsultan atau trainer yang berkualitas, dan akan sulit bagi tim untuk melaksanakannya jika trainer adalah bagian dari pengalaman.
3. Team building biasanya melibatkan tim dimana anggota timnya memiliki keterlibatan dalam pekerjaan masing-masing.
salah satu contoh dari team building yaitu ialah pembuatan pesawat terbang. dan jika sebuah perusahan ingin berhasil mereka harus mempersiapkan seseorang yang memiliki kemampuan untuk merancang (mendesaign, bagian memroduksi barang, serta tidak lupa sebuah pesawat memerlukan pentingnya seorang pilot untuk menerbangkannya.
jika semua divisi sudah menempatkan dirinya pada masing-masing tugasnya, yaitu seorang perancang bertugas untuk merancang sebuah pesawat perunit sebagai sebuah percobaan yang nantinya akan diperbanyak pada divisi produksi barang. jika berhasil pada tahap merancang barang, tidak lupa disini perancang juga harus sudah memikirkan barang apa yang cocok untuk barang yang telah ia rancang. setelah itu, produksi akan bekerja pada tahap ini, yaitu memperbanyak produksi yang tentunya sudah berhasil pada tahap sebelumya. tidak banyak yang dikerjakan pada tahap kedua hanya memperbanyak produksi serta memasarkan sebuah barang dengan baik sehingga mempengaruhi si pembeli. Dan juga pemasukkan dan pendapatan akan diatur pada tahap produksi barang.
setelah tahap satu dan tahap dua selesai, waktunya seorang pilot bekerja untuk menerbangkan pesawat yang sebelumnya sudah lulus tahap. bagian pilot sangat penting dan sangat diperlukan karena pilot merupakan kunci sukses atau tidaknya sebuah pesawat untuk diterbangkan.
team building yang dilakukan secara benar dan berkesinambungan akan memberikan hasil perubahan yang seringkali jauh lebih baik dari dugaan semula.
Manfaat atau hasil yang dirasakan :
Bagi pimpinan tim /kelompok:
- Pimpinan tim akan menjadi lebih kuat dan lebih efektif
- Pimpinan tim mampu menyesuaikan gaya kepimimpinannya, dengan lebih memperhatikan kepentingan dan tanggung jawab kelompok dibandingkan kepentingan pribadi
- Terdapat apresiasi yang lebih besar dari pimpinan tim terhadap kebutuhan anggota tim dan bagian-bagian dalam tim.
- Pimpinan menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi secara langsung kepada anggota tim sehingga terjadi hubungan pengertian yang lebih baik antara pimpinan dan anggota tim.
- Pimpinan tim memiliki inisiatif untuk lebih memahami prakasa anggotanya.
- Pimpinan mempunyai komitmen yang lebih tinggi terhadap sasaran kerja dan memiliki harapan yang lebih besar.
Bagi individu anggota tim /kelompok :
- Sebagian besar individu memiliki pendekatan yang lebih persuasif, toleransi menjadi lebih tinggi dan memiliki kepercayaan untuk mengajukan argumentasi tanpa terikat oleh hirarki.
- Komunikasi dan dialog antar sesama anggota kelompok menjadi lebih bebas dan terbuka, yang selama ini menjadi salah satu hambatan utama dalam perkembangan kelompok.
- Terdapat “ruang “ yang lebih terbuka untuk mengakui beberapa kelemahan-kelemahan pribadi, bahkan kadangkala tidak jarang yang mengundurkan diri karena kesadaran diri (ini bukan penyelesaian yang diharapkan).
- Banyak masalah antar pribadi sesama anggota tim/kelompok yang selama ini mengganjal dapat dipecahkan dengan lebih mudah karena keterbukaan semua anggota tim.
Bagi pelaksanaan kerja tim/kelompok :
- Pertemuan tim/kelompok menjadi lebih terstruktur dan efektif.
- Hasil yang diperoleh lebih dapat diterima dan terdistribusi dengan baik kepada sesama peserta.
- Terjadi perbaikan kerja dalam mencapai sasaran, peningkatan kemampuan dalam mengevaluasi individu dan kelompok dengan cara yang lebih profesional.
- Tingkat komunikasi dalam dan antar kelompok menjadi lebih komprehensif dan efektif, walaupun dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
- Komitmen yang lebih kuat terhadap sasaran-sasaran baru.
- Terciptanya otonomi yang lebih besar pada tingkat manajer.
Lebih banyak waktu digunakan untuk bekerja sama dengan kolega dan bekerja sama dalam mencapai tujuan.
Senin, 02 Mei 2016
contoh konflik yang sering terjadi di lingkungan sekitar
Perkelahian atau yang sering disebut tawuran sering sekali terjadi diantara pelajar. Bahkan bukan hanya pelajar SMA. tapi juga sudah melanda sampai ke kampus-kampus. Ada yang mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada remaja. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat. Tawuran yang terjadi apabila dapat dikatakan hampir setiap bulan, minggu, bahkan mungkin hari selalu terjadi antar pelajar yang kadang-kadang berujung dengan hilangnya satu nyawa pelajar secara sia-sia. Pelajar yang seharusnya menimba ilmu di sekolah untuk bekal mass depan yang lebih baik menjadi penerus bangsa malah berkeliaran diluar dan melakukan hal-hal yang dapat berakibat fatal.Menurut saya, yang harusnya patut dipertanyakan tentang tanggung jawab itu yaitu dari pihak keluarga mereka sendiri. Mengapa? jawabannya adalah ketidakmampuan serta kurangnya peran orang tua memberikan perhatian dan wejangan dalam mendidik atau melindungi anak-anaknya. Padahal sudah di tegaskan nya peranan orang tua yang baik dan benar adalah mendidik, mengasuh, serta melindungi anak.
Pada kasus ini banyak orang tua bahkan sepasang mata yang melihat mereka bertawuran menyudutkan pihak sekolah atas kurangnya didikan yang pihak sekolah berikan. Hal ini menurut saya kurang tepat, karena tidak semua waktu yang dipunyai seorang pendidik di sekolah tercurah kepada anak didik nya karena dapat di katakan anak-anak yang mereka awasi sangat banyak. Mereka mempunyai keterbatasan dalam mengawasi anak-anak didik nya.
setiap permasalahan pasti ada penyelesaian, menurut saya penyelesaian atau solusi yang tepat dalam kasus diatas adalah :
a. Para siswa wajib diajarkan dan memahami bahwa semua permasalahan tidak akan selesai jika cara penyelesaiannya menggunakan kekerasan.
b. Melakukan komunikasi dan pendekatan secara khusus kepada para pelajar untuk mengajarkan kasih sayang
c. Bagi para orang tua, mulailah belajar jadi sahabat untuk anak-anaknya.
d. pengembangan bakat dan minat pelajar.
TOKOH KEPEMIMPINAN
Soekarno, dilahirkan tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya. Ayahnya seorang bangsawan Jawa bernama Sukemi Sastrodihardjo dan Ibunya seorang bangsawan Bali bernama Idayu Njoman Rai. Perpaduan darah dari kedua bangsawan ini nampaknya menumbuhkan pribadi yang disegani, berwibawa, jiwa yang berkarakter dan watak cerdas pada diri Soekarno.
Bagi Soekarno, bangsa, kebangsaan atau nasionalisme dan tanah air merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dia memandang semuanya sebagai “Ibu Indonesia” yang memberikan seluruh isi alamnya untuk hidup kita semua. Itu sebabnya dia mengajak kita untuk memperhambakan diri kepadanya. Penderitaan bangsa Indonesia dibawah kolonialisme Belanda juga memberikan pengaruh terhadap warna nasionalisme yang diyakininya. Nasionalisme yang diyakininya adalah berdasarkan menselijkheid.“Nasionalismeku adalah perikemanusiaan”, begitulah dia mengambil kalimat dari Mahatma Gandhi, pemimpin pergerakan politik India.
Sehari setelah diproklamasikan kemerdekaan Indonesia, PPKI segera menunjuk Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama. Ini semua tidak lepas atas kontribusi yang diberikannya kepada bangsa ini, sehingga bangsa ini telah sampai kepada pintu gerbang kemerdekaannya. Selanjutnya, Soekarno yang telah mendapat legitimasi dan wewenang bergerak untuk memimpin jalannya roda pemerintahan Indonesia.
Presiden Soekarno yang saat itu hanya menjabat sebagai presiden konstitusional dimana kedudukannya hanya sebagai simbol pemersatu bangsa tidak puas dengan kedudukannya itu dan ingin ikut campur dalam pemerintahan. Menurut pengataman Soekarno, demokrasi liberal yang dipegang Indonesia saat itu tidak mendorong Indonesia mendekati tujuan revolusi yang berupa masyarakat adil dan makmur, sehingga pada gilirannya pembangunan ekonomi sulit dimajukan. Soekarno ingin melihat bangsa Indonesia kembali seperti pada awal-awal kemerdekaan dulu.
Dengan dalih itu, akhirnya pada tanggal 5 Juli 1959, Soekarno mengeluarkan Dekrit yang isinya membubarkan konstituante dan menyatakan kembali ke UUD 1945. Dengan ini pula menandai awal berdirinya masa Demokrasi Terpimpin di Indonesia.
Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang tidak didasarkan atas paham liberalisme, sosialisme-nasional, fasisme, dan komunisme, tetapi suatu paham demokrasi yang didasarkan atas keinginan luhur bangsa Indonesia seperti yang dicantumkan dalam pembukaan UUD 1945, menuju pada satu tujuan yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur dengan kebahagiaan material dan spiritual sesuai dengan cita-cita Proklamasi.
Segala bentuk ataupun tindakan Soekarno dalam memimpin Indonesia pada saat Demokrasi Terpimpin akan sangat terasa apabila kita melihatnya melalui pendekatan perilaku (behavioral approach). Dalam pendekatan ini, Soekarno yang diangkat oleh MPRS sebagai Pemimpin Besar Revolusi merupakan pusat dari seluruh aspek sistem sosial politik Indonesia. Walaupun dalam perjalanannya, terdapat dua kekuatan besar lainnya yang berada dibelakang Soekarno dalam sistem sosial politik Indonesia pada masa itu, yaitu: PKI dan Angkatan Darat.
Namun sangat disayangkan, pada masa ini terjadi banyak penyimpangan. Praktik dari cita-cita Demokrasi Terpimpin yang luhur tidak pernah dilaksanakan secara konsekuen. Soekarno diangkat sebagai presiden seumur hidup melalui TAP MPRS No.III Tahun 1963. Hal ini telah menyalahi UUD 1945 mengenai pembatasan waktu jabatan presiden selama lima tahun. Soekarno pun membubarkan konstituante (DPR) hasil dari pemilu pertama dan digantikan oleh DPR-GR. DPR-GR ditonjolkan peranannya dalam membantu pemerintah tetapi fungsi kontrolnya ditiadakan. Selanjutnya pimpinan DPR-GR diangkat sebagai menteri. Dengan demikian, DPR-GR ditekankan fungsinya sebagai pembantu presiden disamping fungsi utamanya sebagai wakil rakyat. Kemudian konsep trias politica seolah hilang. Misal, presiden diberikan wewenang untuk ikut campur dalam bidang yudikatif berdasarkan UU No. 19 Tahun 1964 dan dibidang legislatif berdasarkan Peraturan Tata Tertib Peraturan Presiden No. 14 Tahun 1960 ketika DPR-GR tidak mencapai kata mufakat. Hal ini menjadikan kaburnya batas-batas wewenang antara eksekutif dan legislatif, keduanya dirangkap oleh Presiden.
Begitu pentingnya nasionalisme dalam perjalanan politik Soekarno membuat dia menempatkan nasionalisme ketempat teratas dalam prinsip ideologi yang dikenal Pancasila, yang dikemukakan pada saat perumusan dasar negara disidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Dengan kemampuannya meyakinkan orang lain membuat Pancasila ini diterima oleh seluruh kalangan, mengalahkan paham-paham lain yang diajukan oleh rekan-rekannya seperti: Moch.Yamin, Ki Bagus Hadi Kusumo, Mr. Soepomo, dan Lim. Dan dengan hal ini pula, Soekarno dikenal sebagai pencipta dari Pancasila yang terdiri dari: Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau perikemanusiaan; Mufakat atau Demokrasi; Kesejahteraan Sosial dan Ketuhanan Yang Berkebudayaan; yang kemudian menjadi dasar negara Indonesia.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. Sinar Sosro
Produktivitas kerja karyawan merupakan faktor utama bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada peningkatan produktivitas kerja karyawan, antara lain: keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja.
Dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Sinar Sosro. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan keselamatan dan kesehatan kerja berhubungan dengan peranan pimpinan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Teori Tentang Lingkungan Kerja, dan Teori Tentang Produktivitas Kerja Karyawan yang berkaitan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia. Pendekatan penelitian ini adalah survei. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Sifat penelitian adalah eksplanatori, dimana seluruh variabel diukur dengan skala likert. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan sampel 34 responden. Pengujian hipotesis pertama menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan uji serempak (uji F) dan uji parsial (uji t) pada tingkat kepercayaan 95% (?=0,05). Sedangkan hipotesis kedua menggunakan analisis Korelasi Rank Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan (K3) serta lingkungan kerja secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan sebesar 0,000. Koefisien determinasi (R2) variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 0,916 yang berarti keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja berpengaruh sebesar 91,6% dan sisanya 8,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Hasil uji parsial keselamatan dan kesehatan kerja (K3) memiliki pengaruh positif (7,873) dan lebih dominan dibandingkan dengan lingkungan kerja yang memiliki pengaruh positif (5,329) terhadap produktivitas kerja karyawan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja berpengaruh highly significant terhadap produktivitas kerja karyawan dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja(K3) berhubungan sedang dengan peranan pimpinan. terutama di PT Sinar Sosro ini harus menggunakan pakaian serta perlengkapan yang sudah terstandarisasi guna melindungi pekerja dari kecelakaan saat bekerja yang tidak di inginkan
Dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Sinar Sosro. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan keselamatan dan kesehatan kerja berhubungan dengan peranan pimpinan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Teori Tentang Lingkungan Kerja, dan Teori Tentang Produktivitas Kerja Karyawan yang berkaitan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia. Pendekatan penelitian ini adalah survei. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Sifat penelitian adalah eksplanatori, dimana seluruh variabel diukur dengan skala likert. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan sampel 34 responden. Pengujian hipotesis pertama menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan uji serempak (uji F) dan uji parsial (uji t) pada tingkat kepercayaan 95% (?=0,05). Sedangkan hipotesis kedua menggunakan analisis Korelasi Rank Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan (K3) serta lingkungan kerja secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan sebesar 0,000. Koefisien determinasi (R2) variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 0,916 yang berarti keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja berpengaruh sebesar 91,6% dan sisanya 8,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Hasil uji parsial keselamatan dan kesehatan kerja (K3) memiliki pengaruh positif (7,873) dan lebih dominan dibandingkan dengan lingkungan kerja yang memiliki pengaruh positif (5,329) terhadap produktivitas kerja karyawan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta lingkungan kerja berpengaruh highly significant terhadap produktivitas kerja karyawan dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja(K3) berhubungan sedang dengan peranan pimpinan. terutama di PT Sinar Sosro ini harus menggunakan pakaian serta perlengkapan yang sudah terstandarisasi guna melindungi pekerja dari kecelakaan saat bekerja yang tidak di inginkan
Kamis, 14 April 2016
PT. Sinar Sosro
TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI
MAKALAH KUNJUNGAN INDUSTRI
DI PT. SINAR SOSRO UNGARAN
Oleh
:
Yuniar
risdiyanti
(4415210143)
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PANCASILA
2015
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat
Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
pengerjaan makalah tentang
salah satu PT yang telah saya kunjungi beberapa hari
yang lalu
Saya
sebagai penyusun menyadari bahwa data penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat
memberi
manfaat kepada pembaca untuk kebahagian dunia dan akhirat, Amin.
Jakarta, April 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sebagai
pelajar khususnya kita sebagai mahasiswa seharusnya sudah mengerti seperti apa
nantinya kita akan bekerja. Karna jenjang mahasiswa adalah tingkatan akhir
untuk seseorang dimana akhirnya akan bekerja. Dan selain itu mereka sudah harus
menyiapkan mental untuk terjun ke lapangan pekerjaan yang akan digeluti
setiap perusahaan diharapkan menghasilkan produk yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. untuk menghasilkan produk berkualitas, diperlukan proses produksi yang cermat dan efisien.
Pada
kesempatan kali ini pihak kampus khususnya fakultas teknik jurusan teknik industri
mengadakan kunjungan industri. Bertempatan pada acara tersebut pekerjaan ini
untuk memenuhi suatu tugas mata kuliah. Yaitu mengunjungi PT sinar sosro yang
berada di daerah Ungaran,Semarang.
1.3
RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu PT Sinar Sosro?
3.
Siapa saja pendiri PT Sinar Sosro dan bagaimana berdirinya PT Sinar Sosro?
1.2
TUJUAN PENULISAN
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang sejarah
PT Sinar Sosro. Selain itu, ini juga untuk
memenuhi tugas dari dosen yaitu Bapak Seta Wicaksana selaku dosen Psikologi
Industri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PT Sinar Sosro.
PT. Sinar Sosro adalah
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang minuman ringan, terutama yang
berbahan dasar teh. PT Sinar Sosro merupakan perusahaan minuman teh siap minum
dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia dan di dunia. Perusahaan ini memproduksi minuman teh dalam
botol yang bernama teh botol, joy green tea, fruit tea, dll.
PT.
Sinar Sosro memiliki 10 pabrik yang tersebar di Indonesia, yaitu di Cakung (Jakarta Timur), Tambun dan Cibitung (jawaBarat), Pandeglang (Banten),
Serdang, Ungaran (JawaTengah), Gresik danMojokerto (JawaTimur), Bali, dan Palembang, (Sumatera Selatan).
B.
Sejarah
PT Sinar Sosro
Lahirnya teh botol sosro
yaitu, ketika keluarga
Sosrodjojo memulai bisnisnya pada tahun 1940 di kota Slawi, Jawa Tengah dengan
memproduksi dan memasarkan teh seduh merek “Teh Cap Botol”.
Tahun 1965, Keluarga Sosrodjojo mulai
memperluas bisnisnya dengan merambah ke Jakarta dengan melakukan strategi CICIP
RASA (product sampling) ke beberapa pasar di Jakarta.
Awalnya, datang ke pasar-pasar dengan
cara memasak dan menyeduh teh langsung di tempat. Setelah siap, seduhan teh
tersebut langsung dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Namun cara ini
kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses
penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin
mencicipinya tidak sabar menunggu.
Cara kedua, teh tidak lagi diseduh
langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-panci besar untuk
selanjutnya dibawa kepasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara
ini kurang berhasil karena teh yang dibawa tumpah selama perjalanan dari kantor
ke pasar karena pada saat tersebut jalanan di Jakarta masih berlubang dan belum
sebagus sekarang.
Akhirnya muncul ide untuk membawa teh
yang telah diseduh dan dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata
cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa
langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara
sebelumnya.
Tahun 1969, diputuskan untuk menjual minuman
tehdalam kemasan botol secara massal dengan nama Tehbotol Sosro. Nama “Tehbotol”
diambil dari teh seduh
merek ”Teh Cap
Botol”, yang saat itu sudah mulai terkenal di Jakarta dan ”Sosro” dari nama
keluarga pendirinya yakni ”Sosrodjojo”
Selanjutnya
pada Perubahan Bentuk
Botol Dan Logo Teh botol Sosro, Tahun
1969, seiring dengan semakin diminatinya Teh botol Sosro oleh
masyarakat Jakarta, Tehbotol Sosro kemudian diproduksi dengan lebih massal
tetapi masih dalam skala industri rumahan dan menggunakan botol dengan desain
umum / generic (image Botol Pertama tahun 1969).
Tahun
1972, Logo Teh botol
Sosro berganti design dan mulai mencantumkan Logo Sosro di leher botol (image
Botol Kedua tahun 1972).
Tahun
1974, Logo Tehbotol Sosro kembali mengalami perubahan design dan pada saat yang
bersamaan botol Tehbotol Sosro dirubah bentuknya menjadi lebih unik &
menonjol – logo dan bentuk botol tersebut masih digunakan sampai saat ini –
serta produksinya sudah mulai menggunakan mesin bertekhnologi tinggi yang di
impor dari Jerman (image Botol Ketiga tahun 1974).
Agar bisa melayani pasar dengan lebih baik,
Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-saudaranya memutuskan untuk memisahkan usaha
teh siap minum dalam kemasan dari usaha teh seduh keluarga Sosrodjojo yakni
dengan mendirikan sebuah perusahaan baru. Perusahaan baru ini diharapkan akan
bisa lebih focus dalam melayani dan mengembangkan pasar minuman teh siap minum
dalam kemasan botol beling.
Pada tangal 17 Juli 1974, Soegiharto
Sosrodjojo dan saudara-saudaranya resmi mendaftarkan perusahaan baru tersebut
dengan nama PT. Sinar Sosro, yang berdomisili di Jalan Raya Sultan Agung Km.
28, Medan Satria, Bekasi – yang juga merupakan lokasi pabrik pertama Tehbotol
Sosro sekaligus merupakan Pabrik teh siap minum dalam kemasan yang pertama di
Indonesia dan di dunia.
Produk yang telah
diproduksi oleh PT Sinar Sosro antara lain Teh Botol Sosro, Teh Celup Sosro,
Joy Tea Green Tea, Fruit Tea, Happy Jus, Country Choice (Jus Buah), TEBS,
S-Tee, Freso, Creso dan Prim-A (Air Mineral)
Para pendiri PT. Sinar
Sosro terdiri dari :
·
Soemarsono Sosrodjojo
·
Soegiharto Sosrodjojo
·
Soejipto Sosrodjojo
·
Surjanto Sosrodjojo
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
kunjungan industry diatas mampu
memahami secara langsung bagaimana sistem produksi yang dilakukan oleh PT.
Sinar Sosro. Suatu industri yang bermula dari seorang pencetus ide teh dalam
kemasan botol. Yang sekarang sudah menjadi industri besar dan dikenal hingga ke
luar negeri. Dengan berbekal filosofi “niat baik”, PT. Sinar Sosro selalu
mengedepankan kualitas dan ramah lingkungan. Karena proses produksi yang
dilakukan terbukti steril serta limbah yang dihasilkan terbukti mampu
dikembalikan pada alam.
Langganan:
Postingan (Atom)